Hukum menyebar aib orang lain (Dok .ist) |
Setiap manusia terkadang memiliki aih memalukan, yang berusaha dijaga dari orang lain. Sebab jika aib tersebut menyebar dan dikonsumsi banyak orang, akan menimbulkan reaksi berbeda. Oleh karena itu, hukum menyebarkan aib orang lain dalam Islam adalah dosa.
(toc) #title=(Daftar isi)
Jika Kita mengetahui aib orang lain, hendaklah menyimpannya. Hal ini bertujuan agar orang tersebut tidak merasa malu saat berhadapan dengan banyak orang. Sebab aib tersebut biasanya dijadikan sebagai rahasia pribadi yang tidak boleh diketahui oleh orang lain.
Agar terhindar dari perbuatan yang buruk, Kita harus menghindari lingkungan toxic dan menyukai ghibah. Sebab dari ghibah inilah, seseorang sulit untuk dikontrol. Bahkan tak jarang, dari ghibah berakhir fitnah. Oleh karena itu, Kita harus mencari lingkungan yang sehat dan Sholeh.
Dalil Tentang Menyebarkan Aib Orang Lain
Hukum menyebarkan aib orang lain (Dok. Ist) |
Setelah mengetahui hukum menyebar aib orang dalam islam, Kita harus mengetahui dalil tentang menyebarkan aib. Hal ini bertujuan agar Kita dijauhkan dari perbuatan yang buruk. Berikut beberapa dalil tentang menyebarkan aib orang lain, yakni:
1. QS. Al-Hujurat: Ayat 12
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan aib orang lain dan janganlah kamu menggunjing [gibah] sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. [Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut] dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat: Ayat 12)
2. HR. Tirmidzi no. 2032, Ibnu Hibban no. 5763
“Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya padahal iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin! Janganlah menjelekkan mereka! Jangan mencari-cari kekurangan mereka! Sebab, barangsiapa mencari-cari kekurangan saudaranya yang muslim, niscaya Allah akan mencari-cari kekurangannya. Barangsiapa yang Allah cari-cari kekurangannya, niscaya Allah akan membongkar aibnya dan mempermalukannya, walaupun dia berada di dalam rumahnya.” (HR. Tirmidzi no. 2032, Ibnu Hibban no. 5763, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma).
3. HR Bukhari
“Jauhilah oleh kalian prasangka, sebab prasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari aib orang lain, jangan pula saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara” (HR Bukhari)
Contoh Menutupi Aib Orang Lain dengan Benar
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa manusia pasti memiliki aib. Namun Allah SWT selalu menutupi aib manusia, sehingga Kita harus menutupi aib orang lain. Hal ini bertujuan agar Kita tidak mendapatkan azab Allah SWT. Berikut contoh sikap menutupi aib orang lain:
1. Tidak Membahas Ekonomi Teman yang Sedang Terpuruk
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terkadang manusia memiliki kesulitan ekonomi. Apabila Kita melihat orang lain mengalami kesulitan ekonomi, sebaiknya tidak menjadikannya sebagai topik pembahasan. Sebab kondisi ekonomi seseorang bersifat privasi.
Apabila Kita memiliki rezeki lebih, akan lebih baik jika membantu orang yang tengah kesulitan ekonomi. Sebab kehidupan manusia tidak dapat ditebak atau diprediksi, sehingga Kita harus saling tolong menolong. Tujuannya agar Kita senantiasa mendapatkan berkah dari Allah SWT.
2. Tidak Mengumbar Dosa Teman di Sosial Media
Setiap manusia tentu memiliki dosa, namun yang berhak mencatat dosa manusia hanyalah malaikat dan Allah SWT. Oleh karena itu, Kita tidak boleh mengumbar dosa orang lain di media sosial. Sebab manusia tidak ada yang sempurna, sehingga Kita harus menjaga aib orang lain.
Mengumbar aib orang lain di media sosial kini tengah menjadi tren di kalangan masyarakat. Meskipun demikian, Kita tidak boleh melakukan hal ini agar tidak mendapatkan azab Allah SWT. Terlebih banyak orang yang meyakini bahwa aib buruk dapat menular.
3. Tidak Menyebarkan Keburukan Orang Lain
Hukum menyebarkan aib orang lain dalam agama Islam adalah dosa. Bahkan hal ini juga termasuk menyebarkan keburukan orang lain. Oleh karena itu, Kita harus menjaga diri dan lisan agar tidak menyebarkan keburukan orang lain. Terlebih manusia tidak ada yang sempurna.
Apabila mengetahui aib atau keburukan orang lain, cukup jadikan sebagai pembelajaran. Sebab Kita tidak ada hak untuk menghakimi orang tersebut. Terlebih setiap manusia memiliki hak dan privasi atas hidupnya, sehingga Kita tidak boleh mengusik kehidupan orang lain.
Itulah hukum menyebarkan aib orang lain dalam agama Islam. Setelah mengetahuinya, Kita harus menjaga diri dan lisan agar tidak terjerumus pada hal buruk. Terlebih mengumbar aib orang lain akan merusak tali silaturahmi antar sesama.